Bab 59
Bab 59 Jagoan Di Bidangnya
Kak Gita, aku adalah Lukman. Kita pernah bertemu di acara asosiasi sebelumnya. Kita sempat berfoto setelah kamu mendapatkan penghargaan.
“Pak Mario, saya sangat mengidolakanmu
Lukman dan Roy juga segera mendekat.
Kalau tiga orang hebat ini bisa tertarik pada mereka, kemudian mengajak mereka masuk ke Grup Sentosa Jaya, mereka pasti akan kaya.
“Maaf, kami datang untuk wawancara. Jangan mengganggu kami, ok?”
Aripin dan dua orang lainnya tercengang. Dia lalu berkata, “Wawancara? Bukankah kalian baru pindah ke Grup Sentosa Jaya7”
“Kami sudah mengundurkan diri dari Grup Sentosa Jaya.”
Mengundurkan diri dari Grup Sentosa Jaya dengan aset puluhan triliun itu?
Apa yang terjadi?
Namun, mereka bilang datang wawancara. Kenapa datang ke Kompleks Prime Melati?
Zico melewati mereka, lalu datang ke hadapan Luna.
“Bu Luna, saya datang untuk wawancara posisi manajer proyek Kompleks Prime Melati. Ini CV saya, mohon dilihat dulu.”
“Bu Luna, saya Gita Lutawan. Saya datang untuk wawancara posisi manajer penjualan.”
“Bu Luna, saya Mario Hitora. Saya datang untuk wawancara posisi kelapa insinyur ….”
Dua orang lainnya juga maju ke depan sambil menyerahkan CV mereka.
Bam!
Aripin dan dua orang lainnya sangat terkejut.
Tiga orang jagoan di bidangnya masing–masing melepaskan pekerjaan bergaji tinggi di Grup Sentosa Jaya, lalu datang wawancara di Grup Agung Makmur.
Apa yang terjadi?
Apakah mereka gila?
Luna juga tercengang. Dia tentu saja kenal dengan tiga orang ini.
Luna sama sekali tidak berani membayangkan tiga orang ini a
datang ke hadapannya sambil
menyerahkan CV.
“Maaf, aku ingin tahu, kenapa kalian mengundurkan diri dari Grup Sentosa Jaya dan datang ke Grup Agung Makmur?”
Luna bahkan tidak berani percaya bahwa ini nyata.
Zico bertatapan dengan dua orang lainnya. Pada akhirnya, Gita yang jago berbicara pun berkata, ” Bu Luna, setelah mendengar bahwa hari ini Anda sudah mengambil alih Kompleks Prime Melati, kami segera mengundurkan diri. Karena kami merasa bahwa masa depan akan sangat cerah bersama Bu Luna.”
Masa depan akan sangat cerah?
Bahkan Luna tidak percaya dengan ucapan seperti itu.
Luna berkata, “Terima kasih atas kepercayaan kalian. Tapi, aku jujur saja, kondisi Grup Agung Makmur sedang buruk. Sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Grup Sentosa Jaya yang beraset puluhan triliun. Aku khawatir perusahaan kecil ini nggak bisa memberikan kalian tempat untuk berkembang.”
“Bahkan, aku khawatir nggak bisa memberikan gaji tinggi kepada kalian seperti Grup Sentosa
Jaya.”
Luna tersenyum getir, karena itu memang fakta.
Tiga orang ini bukan karyawan biasa yang menerima gaji saja.
“Bu Luna terlalu merendahkan diri.”
Gita melanjutkan, “Sebelumnya, Grup Agung Makmur nggak punya harapan karena dipegang oleh orang lain. Tapi sekarang sudah berbeda karena Bu Luna yang memegang kekuasaan. Di Kota Banyuli, semua orang mengakui kemampuan Anda.”
Ucapan Gita memang benar. Ketika Luna lulus dan masuk ke Grup Agung Makmur, dia tetap bisa membuat banyak prestasi meskipun terus dibatasi.
Lalu, orang–orang terus menaruh perhatian pada Luna karena Luna adalah anaknya Jacky.
Bagaimanapun, Jacky adalah pria yang pernah membuat prestasi besar bersama Grup Agung
Makmur.
Zico juga berkata, “Nggak masalah kondisi Grup Agung Makmur sedang buruk. Dengan kepemimpinan Bu Luna, kondisi Grup Agung Makmur pasti akan kembali berjaya. Aku datang ke
sini karena melihat hal tersebut.”
“Betul, uang bukanlah masalah. Memulai dari awal memang sulit. Lagi pula, aku nggak
kekurangan uang. Aku ingin mengikuti Bu Luna untuk memasuki era yang lebih besar,” kata
Mario si kepala insinyur dengan tegas.
Ucapan tiga orang itu membuat mata Luna memerah. From NôvelDrama.Org.
+15 BONUS
Luna pun membungkuk sambil berkata, “Baik. Kalau kalian begitu percaya padaku, aku nggak akan menolak lagi. Aku juga akan berusaha untuk tidak mengkhianati kepercayaan kalian.
Selamat bergabung.”
“Lalu, kalian bertiga sudah boleh pergi.”
“Luna, beraninya kamu mengusir kami? Kamu pasti akan menyesal.”
Aripin dan yang lainnya berjalan keluar dengan kesal. Mereka memutuskan untuk membalas
dendam.
Mereka tahu banyak rahasia bisnis Grup Agung Makmur. Jadi, mereka bisa membalaskan
dendam dengan mudah.
Tatapan Ardika menjadi dingin.
“Tunggu sebentar, siapa bilang kalian boleh pergi?”
“Ardika, memangnya siapa kamu? Kami harus meminta persetujuanmu untuk pergi, ya?”
Aripin dan yang lainnya menoleh ke belakang dengan tatapan hina.
Ardika lalu berkata, “Kalau kalian menyebut diri sebagai senior, seharusnya tahu aturan, kan? Sebelum pergi, tanda tangan dulu surat perjanjian anti persaingan. Dalam satu tahun, kalian nggak boleh bekerja di perusahaan saingan kami. Kalian juga nggak boleh bekerja di bidang yang sama dengan perusahaan kami.”
“Betul, tanda tangan dulu sebelum pergi.”
Luna terkejut, dia tidak menyangka bahwa Ardika juga tahu akan hal tersebut.
Kalau Ardika tidak mengingatkannya, Luna juga melupakannya.