Bab 215
Bab 215
Bab 215
Samara membuka hashtag pertama, di dalamnya berisi video beresolusi HD tentang situasi penyelamatan panggung di acara konferensi game.
“Tariannya sangat bagus, akhirnya rebah diatas genderang, benar benar telah meluluhkan hati saya.”
“Pihak penyelenggara sangat jeli? Orang baru pilihan mereka sangat tepat sekali!”
“Dengan tarian menaklukkan kota, ada harapan untuk masa depan!”
“Sangat mengharapkan Talitha berkarya di film kostum!!! Sejak melihat tarian itu, saya selalu membayangkan wajahnya di setiap tokoh pahlawan wanita cantik di dalam novel!”
Komentar komentar memuji yang jujur, menyebabkan Samara menyeringai girang.
Talitha yang baru terjun ke dunia hiburan telah mendapat hasil berkat dan berjodoh dengan kekuatan penggemar yang besar, ini menyebabkan dia selaku majikannya merasa bangga dan gembira.
Walaupun banyak aktor dan aktris terkenal di bawah naungan bendera Perusahaan Hiburan Mahkota dapat digunakan olehnya selama tiga tahun belakangan ini, tetapi mereka semua adalah orang orang yang diasuh oleh Nicky, mana ada yang lebih baik dari orang yang langsung diasuh oleh dirinya sendiri?
Talitha pernah mengalami luka di bagian pinggangnya.
Walaupun dia berbakat di dunia tari, tetapi tetap tidak bisa berlama lama di jalur ini.
Kebalikannya Talitha mempunyai pemahaman mendalam di bidang akting, ini sangat membantunya untuk menjadi seorang artis.
hanya
Acara konferensi pers kali ini bukan merupakan puncak karier Talit merupakan langkah awal baginya.
Mouse di tangan Samara membuka hashtag kedua.
Jumlah komentar disini banyak sampai hampir meledak.
Balasan di twitter Samantha tidak ada kata kata penjelasan, melainkan ada 3 lembar foto.
Foto pertama adalah gambar termometer dengan suhu 38.9 derajat, yang kedua
5/%
11:50 og
Bab 215
@
5 mutiara
adalah gambar jarum infus di tangannya, yang ketiga adalah gambar dia lagi menulis kartu.
Diatas kartu ada tulisan—–maafkan saya! Saya sakit sehingga tidak dapat naik panggung, tetapi !idak memberitahu pihak penyelenggara, hingga menggunakan cara yang salah untuk pertunjukkan diatas panggung. Saya bersalah! Saya dengan segenap hati meminta maaf kepada semua penggemar, semua pemain game, dan semua pengunjung lokasi!
Komentar disini sudah hampir meledak.
“Permainan palsu tetaplah permainan palsu! Jika bukan kebetulan tali senarnya putus, maka dia tidak akan ketahuan bukan!”
“Samantha naik panggung dalam keadaan sakit, dia sudah sangat menderita, sekarang dia minta maaf tetapi di ketawai, apakah penggemar bisa mempunyai sedikit rasa empati?”
“Kasihan berat dengan Samantha kami, sudah sakit masih berusaha, sungguh tidak mudah baginya!”
“Ini??? Sudah begini masih bisa diklarifikasi?” Exclusive content from NôvelDrama.Org.
“Samantha telah minta maaf! Apa yang Haters inginkan lagi? Mencekiknya sampai mati! Ini akan menjadi musuh kami sebagai penggemar!”
Samara melihat sampai terbengong bengong, dalam hatinya tertawa dingin.
Sudah kacau begini, masih bisa diklarifikasi?
Sungguh tanggap tim humas Samantha, terlebih dahulu menarik rasa simpatik barulah meminta maaf dengan tulus dan tepat waktu, dengan strategi ini dia berhasil mempertahankan sebagian porsi penggemarnya. Untuk selanjutnya asalkan dia tidak menarik perhatian untuk beberapa waktu, sampai ada berita artis lain yang lebih menggemparkan maka kesalahannya memalsukan permainan akan dengan lancar dimaafkan.
Samantha tetaplah Samantha.
Enam tahun yang lalu, dirinya yang datang dari desa telah dipermainkan, menyebabkan dirinya menaruh dendam kesumat terhadapnya.
Dalam sekejap enam tahun telah berlalu, dia juga telah berubah.
Dalam mimpipun tidak akan pernah terbayangkan oleh Samantha, orang yang menjebaknya memainkan kecapi palsu dan mengsabotase senar kecapinya, adalah
‘Kakak’ yang telah dibakar olehnya hidup hidup.
Di dalam kamar hotel.
Hari masih siang, seluruh kamar ditutupi rapat rapat oleh kain jendela, dan tercium bau arak yang sangat kental.
Di bawah kaki Samantha tergeletak beberapa botol arak yang berantakan, dan sebuah gelas tergantung di tangannya, dia terus menerus meneguk arak.
Selesai dengan pembicaraan di telepon Tiffany berkata kepada Samantha: “Samantha, kamu istirahat dulu beberapa saat ini, kamu juga tidak usah pergi ke lokasi shooting, pekerjaanmu selanjutnya akan saya diskusikan dengan mereka.
Mendengar perkataan tersebut.
Samantha membanting gelas yang berada di tangannya.
“Prang—–“ suaranya menyebabkan Tiffany berteriak terkejut.
Mata Samara merah membara, tangannya langsung mencekik leher Tiffany, dan menuduhnya: “Semua gara gara kamu! Jika bukan ide yang kamu berikan! Saya bisa menjadi seperti sekarang ini!”