Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 837



Bab 837

Sandy tidak berbohong, Harvey memang sakit, dia seharian demam hingga terbaring lemah di kasur.

Seperti seorang istri, Alex mengupas apel di sisi ranjang sambil terus mengomel.

“Bos, lihatlah keadaanmu sekarang, apa gunanya ini semua? Selama setengah tahun terakhir ini kamu terus mengejar Nyonya dan menyamar, tapi pada akhirnya bahkan kamu nggak bisa menggandengnya sekalipun.”

Chandra memelototinya, “Nggak usah banyak omong, kamu pikir Bos mau menjadi begini?” ujarnya.

Sembari memberikan segelas air hangat pada Harvey, dia berkata, “Bos, minumlah air yang banyak supaya cepat sembuh.”

Dengan raut wajah yang pucat dan bibir yang kering, Harvey terlihat begitu lemah.

Usai meminum segelas air, dia bersandar di pinggir kasur sambil mengusap dahinya, kepalanya masih terasa pusing, dan kata pertama yang diucapkannya adalah Selena.

“Bagaimana keadaan Seli di sana?”

“Sandy penuh perhatian seperti seorang wanita. Kamu tenang saja, dia pandai menangani masalah. Dia tahu betul selera Nyonya, dia pasti nggak akan

membuat kesalahan, hanya saja …

Tatapan Harvey tertuju pada Alex yang terbata–bata, “Katakan saja,” ujarnya.

“Nyonya terus menanyakan keadaanmu, jadi Sandy terpaksa berkata jujur padanya.”

“Terus?”

“Nyonya ingin menemuimu, tapi Sandy menolaknya.”

Harvey terlihat agak kecewa, “Ya sudah,” ucapnya.

“Bos, jagalah kesehatan baik–baik. Selama beberapa tahun terkahir ini, kamu

bertengkar hebat dengan Nyonya. Sejak awal tubuhmu memang sudah terhika parah, melukai dasar kesehatanmu. Kalau tubuhmu masih seperti dulu, mana mungkin kamu demam separah ini hanya karena berendam di air dingin semnalaman?”

“Walaupun omongannya nggak sopan, tapi perkataannya benar. Tubuhmu

sudah nggak sekuat dulu, kamu terlalu sering begadang. Bos, kalau kamu nggak menjaga dirimu baik– baik, bagaimana kamu melindungi Nyonya nantinya? Dalang yang ingin membunuh Nyonya belum terungkap,” kata Chandra ikut menimbrung.

Harvey tahu bahwa mereka berdua bicara kenyataannya. Dulu, dia tidak pernah sakit selama setahun, saat masuk angin pun hanya perlu minum air hangat.

Tetapi sekarang, kondisinya sangat serius begitu jatuh sakit.

“Buburnya mana?”

“Aku akan meminta Sandy untuk mengantarnya ke sini. Ini baru benar, Bos, kamu harus makan yang banyak supaya cepat sembuh.”

“Hmm.‘

Melihat Bosnya begitu kooperatif, Alex membawa setumpuk barang dari kamar

lain.

“Bos, ini hadiah yang aku pilih secara khusus untukmu.”

Harvey yang sedang makan bubur bahkan tidak mendongak, “Apa itu?”

tanyanya.

“Tentu saja barang bagus. Lihatlah, aku jamin kamu belum pernah melihatnya sebelumnya.”

Harvey pun mendongak untuk melihatnya, apa barang yang belum pernah dilihatnya di dunia ini?

Dari sebuah kotak, Alex sangat lama mengeluarkan mainan silikon. Harvey memang belum pernah melihatnya sebelumnya.

“Ini… ” Content © provided by NôvelDrama.Org.

Dengan antusias, Alex menjelaskan, “Ini adalah alat masturbasi yang dirancang

khusus untuk memenuhi kebutuhan pria dan memberikan pengalaman yang bebas untuk menikmati puncak kehidupan.”

Di sisi lain, Harvey menatapnya dengan dingin, “Bawa mainan kotor ini pergi, jangan sampai aku menyuruhmu kedua kalinya,” ujarnya.

Sementara Chandra juga memarahi, “Cepat bawa pergi!”

Jadi kedua orang ini pergi tanpa izin hanya untuk membeli barang seperti ini? Pelipis Harvey sampai bergerak–gerak saking marahnya.

“Jangan, kalau kamu nggak suka, ini masih ada boneka silikon yang bisa disesuaikan dengan manusia asli, bahkan suaranya sama, cuma butuh waktu sebentar…

ucap Alex yang suaranya terdengar dari kejauhan.

“Prang!”

Harvey langsung melempar mangkuk ke pintu, sementara sisa bubur di dalam mangkok tumpah di lantai.

“Diá orangnya memang begitu, tapi hatinya baik. Bos, jangan marah, ya,” jelas Chandra segera.

Harvey menatapnya dengan dingin, “Apa di mata kalian itu wanita hanya menjadi mainan untuk memuaskan nafsu? Apa semua bisa menggantikannya? Yang aku cintai adalah orangnya, apa artinya kalau aku melakukannya dengan orang yang nggak aku cintai?” katanya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.